Sunday, August 8, 2021

Kau Terlampau Sempurna

Karena sifat aku yg kekanakan, egois, dan ngambekan, suatu hari untuk ke sekian kalinya kami bertengkar. Lalu setelah melalui perdebatan panjang, perasaan bersalah, permintaan maaf, dan perjanjian (lagi) untuk tidak mengulangi, dia masih merasa sedih dan kesal. Kali ini sungguh lebih parah dari pertengkaran sebelumnya. Aku takut, bingung, berkali-kali sudah aku meminta maaf dan mengiyakan semua uneg-unegnya. Memang sudah terlalu banyak dia bersabar terhadap sikapku. Sungguh aku keterlaluan kali ini. Entah aku juga tak paham mengapa begitu mudah sesuatu yang kecil kujadikan seolah-olah masalah besar sehingga membuatnya tersudut, lelah, dan pusing, apalagi sebulan terakhir pekerjaan kantor membuatnya letih.

"Aku mau video call." Kuketikkan pesan itu kepadanya setelah percakapan panjang di aplikaso chatting.

"Malam ini gak usah video call. Pakai chat aja. Aku lagi rebahan. Mood-ku belum bagus. Masih sedih dan kesal."

"Tapi aku pengen lihat kamu."

"Lihat foto aku aja."

"Aku udah di kamar. Aku tungguin ya."

Tidak ada jawaban.

Air mataku mulai mengalir. Kuambil guling dan kudekapkan wajahku. Aku menangis sejadi-jadinya. Sudah lama aku tidak menangis keras seperti ini. Aku takut, aku sedih, tapi terutama aku benci diriku sendiri. Kenapa begitu mudah mencari perkara? Mengapa perasaan cinta dan sayang yang kumiliki bisa berubah menyakitkan baginya? Aku sungguh tak mengerti.

"Call aja boleh?" Ketikku lagi setelah beberapa saat menangis. Aku tidak tahan, aku sungguh ingin melihatnya langsung atau sekedar mendengar suaranya.

Tanpa menunggu lama, kusentuh icon "call" di ponsel. Setelah beberapa nada sambung, teleponku diangkat.

"Halo, kenapa?" Tanyanya

"Nggak. Mau call aja."

"Kamu gimana keadaannya?"

Aku tak langsung menjawab. Masih tak paham mengapa aku sangatlah jahat. Lihatlah dia, sedang kesal dan marah aja masih mau menanyakan keadaanku.

"Suara kamu kenapa?" Tanyanya lagi setelah satu-dua pertanyaan dia lontarkan.

"Gak apa-apa."

"Kamu nangis?"

Lagi-lagi aku terdiam. Air mata kembali mengalir. Kutaruh ponsel di sampingku lalu, segera mengusapnya.

"Tut tut.." ponsel di sampingku berbunyi pelan. Aku menoleh dan kulihat permintaan video call tertulis di sana. Aku menerimanya, lalu wajahnya pun terlihat di layar ponselku.

Padahal tadi dia tidak ingin video call. Tapi setelah tau aku menangis, dia yang memulai panggilan video tersebut. Percakapan kami malam itu pun untungnya diakhiri dengan berbaikan lagi, dan semoga ini yang terakhir kalinya untuk masalah yang sama. Aku berjanji akan berusaha dan belajar untuk tidak lagi mempermasalahkan hal-hal sepele seperti ini.

Aku tak tahu harus bersyukur bagaimana lagi, harus meminta yang bagaimana lagi. Dia terlampau baik, terlampau sempurna untuk aku yang memiliki banyak kekurangan.

Tuesday, July 20, 2021

Trust is Made, Not Given

Sejak awal kenalan, dia sudah mengenalkan prinsip ini kepadaku:

"Kepercayaan itu dibuat, bukan diberikan."

Kenapa? Karena kalau diberikan bisa disalahgunakan atau disia-siakan. Kalau dibuat, itu berarti tulus karena kita ingin orang yang kita sayang percaya sama kita. Jangan cuma mau diberikan, tapi gak pernah dibuat.

Maksudnya gimana? 

Ya kita harus membangun kepercayaan kepada pasangan kita dengan keterbukaan dan kejujuran, bukan hanya dengan kata2 seperti: "Udah, kamu percaya aja sama aku. Aku gak akan macem-macem kok." tanpa bukti valid. 

Contoh?

Wah banyak banget yang dia lakukan untuk membuktikan bahwa memang dia memegang prinsip tersebut. Aku ceritakan beberapa ya.

1. Dia selalu kasih kabar atau cerita segala hal (kecuali kerjaan kantor kalau gak ditanya). Bahkan sesimple ketika sampainya di kantor dan ruangan dia, dia kirim selfie. Every. Single. Day. Btw, aku sampai ketagihan ngumpulin foto2 dia. Kalau dia cuma kirim 1, aku protes. Hahaha.. Terus pas pulang kantor kabarin, sampai rumah kabarin (kalau jam pulang ada sih bolong2nya dia lupa kabarin. Hehe..)

Nah, cerita segala hal ini termasuk mantan-mantannya, juga temen kantornya yang ternyata dulu pernah dijodohin sama dia yang kasih dia hadiah sepatu pas ulang tahun tapi masih bertengger rapi di meja kerjanya. Aku cemburu dan dia tau itu. Jadi, gak disentuh sama dia, bahkan dia tanya ke aku baiknya diapain. Hehe..

2. Pas dia tugas ke Medan, "kewajiban" untuk say good morning, good night, berangkat kerja, pulang kerja tetap dilakukan. Hari pertama sampai hotel dia rekam keliling kamar, udah kayak vlog room tour. Bahkan setiap malam masih video call, putar-putar kamar lagi, duduk di meja, makan, di mana itu membuktikan bahwa dia benar2 sendiri di kamar dan gak "macam-macam". Bahkan saat dia mau memakai service pijat hotel pun dia minta izin. Aku oke awalnya karena kupikir yang bertugas cowo. Terus setelah tahu cewe, aku sempet agak marah. Tapi karena keburu dipesan ya sudah. Dia foto dan rekam juga saat orangnya datang dan siap dipijat.

3. Kejadian di Medan juga, waktu weekend dia diajak jalan-jalan sama 2 bawahan cewe yang dia ajak ke Medan (karena gak ada bawahan cowo lain yang available untuk dinas saat itu). Dia minta izin dan tentu saja aku keberatan, walaupun mereka pakai jasa supir, tapi kan sampai di tempat wisata ga mungkin supirnya ikut turun jalan-jalan, kan? Aku sebetulnya keberatan banget, tapi akhirnya bolehin karena kasihan lihat dia memelas pengeeeen banget ikut karena belum pernah ke sana dan mumpung waktu itu lagi di Medan. Cuma ternyata besoknya dia gak ikut. Pas aku tanya kenapa, dia bilang "Iya bangunnya kesiangan. Mereka juga udah berangkat pagi-pagi. Lagipula nanti ada yang marah kalau aku ikut. Kapan-kapan aja perginya bareng kamu ya."

4. Dia pernah share foto bareng sama teman-teman kantornya (dia share karena waktu itu lagi ngomongin kejadian di kantor dan aku mau lihat orangnya yang mana), dan di foto itu dia berdiri di paling ujung. Karena sebelahnya cewe, ada jarak yang cukup jauh di antara mereka. "Tuh lihat, ai, aku jaga jarak. Walaupun gak ada kamu, aku tetap mau jaga perasaan kamu."

5. Setiap kali dia lama balas chat dan aku ngambek, pasti dia selalu menyertakan foto atau seringnya video untuk menjelaskan kenapa dia lama balas (biasanya karena dia lagi masak untuk makan malam atau ngemil, ganti air ikan, hp dicharge, dll). Dan itu dia rekam sambil dijelaskan, yang kebanyakan malah bikin aku ketawa sendiri dan ngambeknya jadi reda.

6. Yang ini baru aja kejadian tadi malam. Menjelang waktu video call, dia belum ada chat apa-apa. Jadi aku chat duluan dan tanya kenapa gak ada kabar. Dan dia kirim foto punggung dia yang sedang dikop (bekam). Dia bilang badannya rada gak enak. Terus aku tanya mau video call gak dan dijawab mau. Pas video call, yang pertama kali dia tunjukin adalah punggung dia yang habis dibekam melalui kaca, lalu dia rekam dengan menghadapkan kamera ke belakang dari angle bawah dan atas. Lalu dia bilang, "Keliatan gak ai? Tuh, bener kan aku habis dikop." Aku bilang, "Iya, sampai direkam segala kamu." Terus dia jawab " Iya dong, siapa tau kamu pikir itu foto lama yang aku kirim ke kamu."

Nah itulah beberapa contoh dari maksud kalimat soal kepercayaan di atas. Padahal sumpah aku bukan tipe pacar yang suka menuntut bukti. Tapi memang pada dasarnya dia menganut prinsip di atas ditambah aku yang suka ngambek (bukan curiga ya) kalau chat lama dibalas, makanya dia melakukan hal itu. Dia mau aku percaya dengan bukti, bukan hanya kata2.

"Aku gak mau banyak omong, ai. Biar nanti aku buktikan dan kamu bisa lihat sendiri." Begitu dia pernah berkata. Memang dia itu lebih mementingkan perbuatan daripada kata2. Dan aku sungguh merasa aman bersama dia. How lucky I am!❤️❤️❤️


P.S. Dengan karakter dan sikapnya yang seperti itu, aku juga sebisa mungkin melakukan hal yang sama. Walaupun dia juga bukan orang yang menuntut bukti dan curigaan. Intinya, he knows me, I know him. Dengan kepercayaan yang dibangun, gak akan ada perasaan insecure.

Sunday, June 27, 2021

陳潔儀 Kit Chan - 喜歡你 (Xǐ Huān Nǐ - Menyukaimu) - Lirik dan Terjemahan Indonesia

喜歡你 給我你的外衣
Xǐ huān nǐ gěi wǒ nǐ de wài yī
Aku suka saat kau memberiku jaketmu.
讓我像在你身體裡
Ràng wǒ xiàng duǒ zài nǐ shēn tǐ lǐ
Membuatku seakan sedang bersembunyi di dalam tubuhmu.
喜歡你 借我你的梳子
Xǐ huān nǐ jiè wǒ nǐ de shū zi
Aku suka saat kau meminjamkanku sisirmu
讓我用柔軟頭髮吻你
Ràng wǒ yòng róu ruǎn tóu fà wěn nǐ
Membuatku seakan sedang menciummu melalui rambutku.

喜歡你 車窗上的霧氣
Xǐ huān nǐ chē chuāng shàng de wù qì
Aku suka kabut di jendela mobilmu.
彷彿是你的愛在呼吸
Fǎng fú shì nǐ de ài zài hū xī
Seolah itu adalah cintamu yang sedang bernafas.
喜歡你 那微笑的眼睛
Xǐ huān nǐ nà wéi xiào de yǎn jīng
Aku suka matamu ketika sedang tersenyum.
連日落也看作唇印
Lián rì luò yě kàn zuò chún yìn
Bahkan matahari terbenam terlihat sebagai cetakan bibir.

我喜歡這樣跟著你
Wǒ xǐ huān zhè yàng gēn zhe nǐ
Aku suka mengikutimu seperti ini.
隨便你帶我到哪裡
Suí biàn nǐ dài wǒ dào nǎ lǐ
Terserah kau ingin membawaku ke mana.
你的臉 慢慢貼近
Nǐ de liǎn màn man tiē jìn
Wajahmu perlahan mendekat.
明天也慢慢地慢慢清晰
Míng tiān yě màn man de màn man qīng xī
Hari esok pun perlahan-lahan menjadi jelas.
我喜歡你愛我的心
Wǒ xǐ huān nǐ ài wǒ de xīn
Aku suka hatimu yang mencintaiku
輕觸我根手指感應
Qīng chù wǒ měi gēn shǒu zhǐ gǎn yìng
yang dengan lembut menyentuh setiap indra jariku
我知道 它在訴著你承諾言語
Wǒ zhī dào tā zài sù shuō zhe nǐ chéng nuò yán yǔ
Aku tahu, itu menggambarkan janji-janjimu.

Tuesday, March 30, 2021

On My 29

Dear God,

Aku tak tahu apa yang Kau rencanakan dalam hidupku. Tapi aku sungguh ingin berterima kasih atas anugerah yang Kau berikan kepadaku. Meskipun sering aku merasa kecewa, marah, dan ragu padaMu, tapi aku tahu Kau akan selalu menyayangi dan memberiku yang terbaik.

Tuhan, kehilangan di hari itu menyakitkan. Tapi Kau kemudian menggantinya dengan kebahagiaan. Oleh karenanya, aku sungguh berterima kasih atas hadiah yang Kau berikan kepadaku di ulang tahunku yang ke-29. Lucu memang karena dulu pun aku mendapatkan pacar tak lama setelah aku berulang tahun yang ke-15. Dan 14 tahun kemudian Kau kembali memberiku hadiah yang "sama". Aku bukannya tak pernah meminta, jujur aku pun ingin punya pacar sejak dulu, tapi mungkin Kau-lah yang paling tahu kapan aku siap. Maka dari itu, Tuhan, jika memang dialah yang sudah Kau siapkan dan berikan untukku di usiaku yang menurutMu pantas, aku bersedia untuk menjaganya, menyayanginya, mendukungnya, dan tidak akan ada niatan sedikitpun untuk melukainya. Bantu dan tuntunlah aku supaya aku bisa menjadi pantas untuknya, dan supaya caraku mencintainya tidak berubah menjadi sesuatu yang membuatnya ingin pergi. Dan jika memang dia yang Kau ciptakan untukku, maka mudahkanlah jalan kami untuk terus bersama sampai akhir hayat.

Amin.


Dear myself in the past,

Terima kasih ya karena kau memilih untuk bertahan sampai detik ini. Air mata dan rasa sakit yang kau rasakan selama ini, yakinlah suatu hari akan ada saatnya berubah menjadi tawa kegembiraan. Tuhan tidak akan sekejam itu. Dia yang paling tahu kapan waktu terbaik untukmu merasakan bahagia. Memang jalannya panjang, tapi percayalah kesabaranmu akan membuahkan hasil.

Aku minta maaf ya, di masa lalu seringkali aku menggodamu untuk bersikap egois dengan mengakhiri semuanya. Tapi aku salut kau bertahan, kau masih takut pada Tuhan, dan terlebih kau masih memikirkan orang di sekitarmu jika kau pergi. Sungguh, aku salut. Ke depannya, aku mohon pertahankan kebaikan itu dalam hatimu. Tapi tak mengapa juga untuk sesekali bersikap egois. Kau juga pantas bahagia. Kau juga boleh meraih apa yang kau inginkan. Kau hanya harus lebih berani. Oke?


Dear you,

Tak ada kata lain yang cukup untuk menggambarkanmu selain "anugerah". Aku sungguh bersyukur Tuhan menuntun langkahmu untuk menemukanku. Aku tahu kau juga banyak melalui kesakitan di masa lalu, dan aku sungguh tak ingin menjadi salah satu yang menyakitimu. Kebaikanmu dan semua yang kau lakukan untukku akan kujaga dan kubalas sebisaku. Aku mungkin tak punya apapun yang sekiranya dapat membantu meringankan beban dalam hidupmu, tapi aku akan selalu siap menjadi sandaranmu saat kau lelah. Percayalah aku juga ingin bisa menghiburmu, hanya saja aku belum mengerti caranya dan pelan-pelan akan aku usahakan sebisa dan semampuku.

Aku minta maaf ya aku masih sering egois dan kekanakan. Aku tahu tak seharusnya aku bersikap demikian padamu yang sudah begitu baik. Aku juga tahu tak seharusnya kerinduanku padamu menjadi racun dalam hubungan kita. Aku akan berusaha sebisaku untuk memperbaikinya, berusaha untuk lebih bersabar. Maka dari itu, jangan lelah padaku ya, Sayang.

Terima kasih untuk semuanya, terima kasih sudah hadir dalam hidupku. Aku harap kita bisa terus bersama sampai tua, sampai akhir hayat, dengan cinta yang terus kita rawat bersama.

I love you.