Tuesday, July 20, 2021

Trust is Made, Not Given

Sejak awal kenalan, dia sudah mengenalkan prinsip ini kepadaku:

"Kepercayaan itu dibuat, bukan diberikan."

Kenapa? Karena kalau diberikan bisa disalahgunakan atau disia-siakan. Kalau dibuat, itu berarti tulus karena kita ingin orang yang kita sayang percaya sama kita. Jangan cuma mau diberikan, tapi gak pernah dibuat.

Maksudnya gimana? 

Ya kita harus membangun kepercayaan kepada pasangan kita dengan keterbukaan dan kejujuran, bukan hanya dengan kata2 seperti: "Udah, kamu percaya aja sama aku. Aku gak akan macem-macem kok." tanpa bukti valid. 

Contoh?

Wah banyak banget yang dia lakukan untuk membuktikan bahwa memang dia memegang prinsip tersebut. Aku ceritakan beberapa ya.

1. Dia selalu kasih kabar atau cerita segala hal (kecuali kerjaan kantor kalau gak ditanya). Bahkan sesimple ketika sampainya di kantor dan ruangan dia, dia kirim selfie. Every. Single. Day. Btw, aku sampai ketagihan ngumpulin foto2 dia. Kalau dia cuma kirim 1, aku protes. Hahaha.. Terus pas pulang kantor kabarin, sampai rumah kabarin (kalau jam pulang ada sih bolong2nya dia lupa kabarin. Hehe..)

Nah, cerita segala hal ini termasuk mantan-mantannya, juga temen kantornya yang ternyata dulu pernah dijodohin sama dia yang kasih dia hadiah sepatu pas ulang tahun tapi masih bertengger rapi di meja kerjanya. Aku cemburu dan dia tau itu. Jadi, gak disentuh sama dia, bahkan dia tanya ke aku baiknya diapain. Hehe..

2. Pas dia tugas ke Medan, "kewajiban" untuk say good morning, good night, berangkat kerja, pulang kerja tetap dilakukan. Hari pertama sampai hotel dia rekam keliling kamar, udah kayak vlog room tour. Bahkan setiap malam masih video call, putar-putar kamar lagi, duduk di meja, makan, di mana itu membuktikan bahwa dia benar2 sendiri di kamar dan gak "macam-macam". Bahkan saat dia mau memakai service pijat hotel pun dia minta izin. Aku oke awalnya karena kupikir yang bertugas cowo. Terus setelah tahu cewe, aku sempet agak marah. Tapi karena keburu dipesan ya sudah. Dia foto dan rekam juga saat orangnya datang dan siap dipijat.

3. Kejadian di Medan juga, waktu weekend dia diajak jalan-jalan sama 2 bawahan cewe yang dia ajak ke Medan (karena gak ada bawahan cowo lain yang available untuk dinas saat itu). Dia minta izin dan tentu saja aku keberatan, walaupun mereka pakai jasa supir, tapi kan sampai di tempat wisata ga mungkin supirnya ikut turun jalan-jalan, kan? Aku sebetulnya keberatan banget, tapi akhirnya bolehin karena kasihan lihat dia memelas pengeeeen banget ikut karena belum pernah ke sana dan mumpung waktu itu lagi di Medan. Cuma ternyata besoknya dia gak ikut. Pas aku tanya kenapa, dia bilang "Iya bangunnya kesiangan. Mereka juga udah berangkat pagi-pagi. Lagipula nanti ada yang marah kalau aku ikut. Kapan-kapan aja perginya bareng kamu ya."

4. Dia pernah share foto bareng sama teman-teman kantornya (dia share karena waktu itu lagi ngomongin kejadian di kantor dan aku mau lihat orangnya yang mana), dan di foto itu dia berdiri di paling ujung. Karena sebelahnya cewe, ada jarak yang cukup jauh di antara mereka. "Tuh lihat, ai, aku jaga jarak. Walaupun gak ada kamu, aku tetap mau jaga perasaan kamu."

5. Setiap kali dia lama balas chat dan aku ngambek, pasti dia selalu menyertakan foto atau seringnya video untuk menjelaskan kenapa dia lama balas (biasanya karena dia lagi masak untuk makan malam atau ngemil, ganti air ikan, hp dicharge, dll). Dan itu dia rekam sambil dijelaskan, yang kebanyakan malah bikin aku ketawa sendiri dan ngambeknya jadi reda.

6. Yang ini baru aja kejadian tadi malam. Menjelang waktu video call, dia belum ada chat apa-apa. Jadi aku chat duluan dan tanya kenapa gak ada kabar. Dan dia kirim foto punggung dia yang sedang dikop (bekam). Dia bilang badannya rada gak enak. Terus aku tanya mau video call gak dan dijawab mau. Pas video call, yang pertama kali dia tunjukin adalah punggung dia yang habis dibekam melalui kaca, lalu dia rekam dengan menghadapkan kamera ke belakang dari angle bawah dan atas. Lalu dia bilang, "Keliatan gak ai? Tuh, bener kan aku habis dikop." Aku bilang, "Iya, sampai direkam segala kamu." Terus dia jawab " Iya dong, siapa tau kamu pikir itu foto lama yang aku kirim ke kamu."

Nah itulah beberapa contoh dari maksud kalimat soal kepercayaan di atas. Padahal sumpah aku bukan tipe pacar yang suka menuntut bukti. Tapi memang pada dasarnya dia menganut prinsip di atas ditambah aku yang suka ngambek (bukan curiga ya) kalau chat lama dibalas, makanya dia melakukan hal itu. Dia mau aku percaya dengan bukti, bukan hanya kata2.

"Aku gak mau banyak omong, ai. Biar nanti aku buktikan dan kamu bisa lihat sendiri." Begitu dia pernah berkata. Memang dia itu lebih mementingkan perbuatan daripada kata2. Dan aku sungguh merasa aman bersama dia. How lucky I am!❤️❤️❤️


P.S. Dengan karakter dan sikapnya yang seperti itu, aku juga sebisa mungkin melakukan hal yang sama. Walaupun dia juga bukan orang yang menuntut bukti dan curigaan. Intinya, he knows me, I know him. Dengan kepercayaan yang dibangun, gak akan ada perasaan insecure.

No comments:

Post a Comment